Selamat datang di Blog KIM Wijaya Kusuma Kec Rowokangkung LUMAJANG

Jumat, 28 Oktober 2011

TRADISI LEBARAN

Tak bisa dipungkiri, kehadiran lebaran sangat ditunggu-tunggu bahkan kegembiraan yang tampak justru melebihi kegembiraan mana kala Ramadhan datang (yang seharusnya lebih gembira lagi). Persiapan-persiapan lahir/ fisik tampak nyata sekali. Baju baru, pengaturan rumah baru, bikin kue, dan lain-lain yang lebih bersifat lahiriah. Kebanyakan kita tidak menyadari, terkadang untuk mempersiapkan sesuatu yang kurang penting itu kita sampai mengorbankan ibadah-ibadah kita.
Banyak orang yang meninggalkan tarawih hanya untuk sekadar berburu baju lebaran di pusat-pusat perbelanjaan. Ada pula yang sengaja membatalkan puasa hanya karena takut tidak bisa mencicipi makanan yang akan dihidangkan ketika lebaran. Tidakkah ini ironis? Apakah ada suatu dalil yang mewajibkan kita harus memakai baju baru ketika lebaran? Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi kita umat muslim yang bisa melaksanakan kewajiban Ramadhan secara baik. Puasanya berkualitas (tidak hanya menahan makan dan minum saja), tarawih, tadarus, sodaqoh, dan amalan lain yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Kini Ramadhan hampir berakhir, bahkan bagi saudara kita yang dari Muhammadiyah sudah lebih dulu berlebaran. Tak masalah. Yang menjadi masalah adalah : tidakkah kita risau ditinggalkan Ramadhan? Akankah kita bersua Ramadhan yang kan datang? Yaa.. Rabb... berilah hamba-Mu kesempatan dengan umur panjang yang barokah agar dapat bertemu Ramadhan yang akan datang.
Kembali pada tradisi lebaran, yang paling inti adalah bersilaturahmi dan saling memaafkan. Bukan masalah baju lebaran atau kuenya tapi tentang keikhlasan untuk memaafkan. Semoga kita terlahir kembali dalam keadaan fitrah. Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar